Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 24 September 2025 WIB
Saat Menonton Tawuran 2 Kelompok Remaja

Michail Sitanggang, Pelajar SMP Tewas Diduga Dianiaya Oknum Aparat di Perumnas Mandala

* Ibu Korban Lenny Br Damanik Minta Perlindungan HukumLongsor
Redaksi - Senin, 27 Mei 2024 16:03 WIB
980 view
Michail Sitanggang, Pelajar SMP Tewas Diduga Dianiaya Oknum Aparat di Perumnas Mandala
Foto: Dok/Surya
DIMAKAMKAN: Jenazah Michail Histon Sitanggang yang diduga korban penganiayaan oknum aparat dimakamkan di TPU Kristen Kampung Tapanuli Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Minggu (26/5).
Deliserdang (SIB)
Michail Histon Sitanggang (15) yang tinggal bersama orangtuanya di Jalan Kenari 28 Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang tewas diduga usai dianiaya oknum aparat.


Informasi dihimpun wartawan dari berbagai sumber, Sabtu (25/5) malam, peristiwa yang dialami korban terjadi Jumat (23/5) sekira pukul 16.00 WIB. Saat itu sedang terjadi tawuran antar remaja di atas jembatan rel kereta api Jalan Pelikan Ujung.


Mengetahui adanya tawuran, korban yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu bersama teman-temannya datang ke lokasi untuk menonton tawuran yang sedang berlangsung dengan saling lempar batu. Tiba-tiba datang oknum aparat yang hendak membubarkan tawuran sehingga dua kelompok remaja langsung kabur.


Korban yang merupakan anak keempat dari 4 bersaudara itu tidak kabur karena tidak ikut tawuran. Tiba-tiba oknum aparat tersebut langsung membanting tubuh korban ke bawah jembatan rel kereta api. Tak sampai di situ saja, oknum aparat itu turun ke bawah, lalu diduga menginjak-injak tubuh korban hingga kening dan dadanya terluka. Selain itu, korban yang tak sadarkan diri itu juga mengeluarkan kotoran.


Usai menganiaya korban, oknum aparat itu meninggalkan lokasi. Rekan-rekan korban yang melihat kejadian itu langsung membawanya ke salah satu rumah sakit terdekat namun ditolak pihak rumah sakit. Akhirnya korban dibawa lagi ke rumah sakit yang lain, tetapi juga ditolak. Saat akan dibawa pulang ke rumah, korban sudah tidak bernyawa lagi.


Sejumlah keluarga korban yang diwawancarai di rumah duka mengungkapkan almarhum selama hidupnya dikenal baik, ramah dan patuh kepada orangtua dan keluarga. Diungkapkan keluarga, ayah korban, Biator Budiman Sitanggang sudah meninggal pada 2021 silam. Sedangkan kakak korban meninggal pada 2023.


Diungkapkan warga lagi, saat kejadian meninggalnya almarhum, ibunya Lenny br Damanik sedang berada di kampung karena orangtuanya meninggal dan belum dikuburkan. Mengetahui kejadian naas yang menimpa anaknya, Lenny langsung berangkat pulang ke rumahnya.


Warga juga mengaku pada Sabtu malam pihak Denpom sudah datang ke rumah duka guna melakukan penyelidikan.


Pantauan di rumah duka, terlihat sejumlah muda/i dari Gereja Katolik memberikan kata-kata penghiburan kepada ibu korban, Lenny br Damanik dan abang almarhum. Tampak ibu korban tak kuasa menahan tangis karena kehilangan anaknya itu.


Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung (eks Polsek Percut Sei Tuan) AKP Japri Simamora saat dikonfirmasi lewat telepon selulernya mengatakan, jika pihaknya sudah mengecek korban di rumah duka.


"Setelah mendapat informasi ada seorang remaja meninggal, kita langsung bergerak ke lokasi dan memintai keterangan saksi-saksi serta melakukan penyelidikan," ungkapnya.


Saat disinggung apakah pelakunya merupakan oknum aparat, Kanit mengatakan kata warga diduga seperti itu. "Kita sudah mengarahkan keluarga korban untuk melapor ke instansi terkait," pungkasnya.


DIMAKAMKAN
Almarhum Michail Histon Sitanggang (15) yang tewas diduga usai dianiaya oknum aparat dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kristen Kampung Tapanuli Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Minggu (26/5) siang.

DIWAWANCARAI : Lenny br Damanik, ibu dari almarhum Michail Histon Sitanggang diwawancarai usai pemakaman anaknya di rumah duka Jalan Kenari 28 Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Minggu (26/5). (Foto : Dok/Surya)

Sebelum dimakamkan terlebih dahulu dilaksanakan acara secara Katolik. Setelah itu jenazah korban dibawa ke TPU Kristen Kampung Tapanuli dengan menggunakan mobil.


Sejumlah keluarga korban saat diwawancarai mengungkapkan pada Sabtu malam pihak Denpom datang ke rumah duka sekaligus memintai keterangan dari seorang saksi berinisial P yang juga rekan almarhum. Setelah itu petugas Denpom membawa saksi ke Markas Denpom guna dimintai keterangannya lebih lanjut.

Sementara itu, Lenny br Damanik menegaskan bahwa saat kejadian anaknya tidak ikut terlibat tawuran. "Anak saya hanya menonton. Namun justru dianiaya," katanya.


Lenny memohon agar kasus ini terungkap dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.


"Pelaku harus dihukum berat. Saya juga meminta perlindungan hukum dari Bapak Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Kapolri, Pangdam I/BB dan Kapolda Sumut," harapnya mengakhiri. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru